
INDONESIA AKAN MENIKMATI INOVASI
Oleh: Wayan Supadno (Pak Tani)
Rektor ITS mengatakan bahwa kemajuan RRC yang begitu pesatnya karena serius melakukan transformasi teknologi inovasi dalam kehidupan nyata dalam berbagai sendi kehidupan.
RRC tahun 1980 an masih tergolong negara miskin. Tapi saat ini sudah lama menyalip Jepang dan akan menyalip Amerika Serikat. Itu terjadi karena teknologi inovasi.
Konsep dasar pemasaran adalah menyuarakan manfaat - manfaat dari fakta yang ada. Memberdayakan kelebihan untuk sebuah kemenangan persaingan dalam menangkap sebuah peluang.
Contoh konkretnya:
Indonesia faktanya punya banyak kelebihan. Di antaranya pemilik terluas di dunia pada kebun kelapa dan kebun sawit. Kebun kelapa 3,8 juta hektar dan kebun sawit 16,2 juta hektar.
Fakta tersebut harus diberdayakan untuk menangkap besarnya peluang di pasar global yang makin besar. Agar jadi pemenang harus bisa bersaing dengan efisiensi melalui inovasi.
Sayangnya dua komoditas tersebut masih punya kelemahan. Kelapa, 78% usianya tua 40 an tahun, pohonnya tinggi 15 meteran. Sehingga biaya produksinya sangat tinggi apalagi jika dijadikan gula.
Wajar kalah bersaing dengan Birma lalu pabrik kecap masih impor gula. Patut disyukuri ada inovasi dari Balibangtan Kementan Kelapa Genjah dan Kelapa Hibrida. Usia 30 bulan berbuah, pohonnya pendek. Banyak ditanam oleh perusahaan maupun petani.
Dampaknya biaya produksi sangat rendah. Apalagi omset maupun laba gula merah bisa 5 s/d 10 x lipatnya jika dibandingkan diolah hanya jadi kopra saja. Dampaknya kesejahteraan dan moril petani naik tajam. Berkat inovasi.
Begitu juga sawit, juga masih punya kelemahan. Dari 16,2 juta ha, milik petani 42% atau setara 6,8 juta hektar. Ironisnya dominan yang tanaman tua masih memakai benih non inovasi. Benih asalan.
Dampaknya rerata produktivitas sawit kita masih sekitar 3,5 ton CPO/ha/tahun. Padahal perusahaan yang menanam benih sawit hasil inovasi sudah di angka 8 ton CP0/ha/tahun. Artinya kebun petani masih ada yang di bawah 3,5 ton CPO/ha/tahun.
Untungnya saat ini hampir semuanya, ternasuk petani buka lahan baru atau peremajaan sudah menanam benih sawit hasil inovasi (DxP/Tenera). Berkat kerja keras hilirisasi inovasi dan kesadaran petani sendiri.
Sehingga bisa dipastikan tahun 2045 saat 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Total produksi CPO kita sudah di atas 100 juta ton CPO/tahun atau lebih dari 2x lipatnya saat ini yaitu 47,3 juta ton CP0/tahun. Sekalipun tanpa penambahan luas tanam karena moratorium sawit.
Artinya dua komoditas unggulan Indonesia harus didorong terus inovasi hulu hilirnya. Terpenting harus berkelanjutan agar makin menguasai pasar dunia. Harus jadi anak bangsa yang bisa pandai bersyukur atas anugerah Nya terhadap kelapa dan sawit tumbuh subur di Indonesia.