Kegiatan Smartren Ramadhan Hari Ke 2
Jatiwangi - Kegiatan SmarTren Ramadhan 1444 H di
hari ke-2 diawali dengan Tadarus Al Quran bersama dan dilanjutkan dengan Kajian
Kitab Ta'lim Muta'alim bersama KH.Mas Zaenal Muhyidin, S.Ag selaku kepala SMA
Unggulan Al Mizan Jatiwangi. Setelah itu peserta didik mengikuti Pesantren
Digital IRMA Jawa Barat (Daring) dengan Kajian Kitab Safinatun Najah yang
disampaikan Muhammad Irfansyah tentang puasa
Hakikat ilmu dan keutamaannya Dalam pasal
ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak
semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl,
seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya. Setelah itu beliau
menyebutkan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu, di antaranya analogi Imam
al-Zarnuji akan keutamaan Nabi Adam AS dibanding para malaikat adalah karena
ilmu yang dimilikinya. Imam al-Zarnuji juga menjelaskan bahwa hukum
menuntut ilmu ada 4. Pertama, fardlu‘ain, salah satunya adalah ilmu wudhu dan
shalat. Kedua, fardlu kifayah, seperti ilmu cara menguburkan jenazah. Ketiga,
haram, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan. Keempat,
jawâz (boleh), seperti mempelajari ilmu kedokteran. Niat ketika belajar
Imam Zarnuji menyebutkan, bahwa seorang pelajar harus memiliki niat saat
menuntut ilmu. Landasan yang digunakan beliau yaitu sabda Nabi tentang niat,
“innamal a’mâlu binniyyât”, “Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada
niatnya.” Ada beberapa niat yang dianjurkan Imam al-Zarnuji ketika menuntut
ilmu. Pertama, mencari ridha Allah SWT. Kedua, menghilangkan kebodohan dirinya
dan orang lain. Ketiga, menghidupkan agama dan mendirikan Islam. Keempat,
mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji
juga memberi peringatan supaya seorang pelajar tidak mencari dengan maksud
mencari pengaruh supaya orang-orang berpaling kepadanya, begitu juga mencari
kedudukan di sisi penguasa, kecuai jika ilmu tersebut digunakan untuk menyeru
kebaikan dan mecegah kemungkaran di tengah pemereintah. Memilih ilmu,
guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu Dalam pasal ini
Imam al-Zarnuji memberi saran bagi para pelajar untuk memilih ilmu, guru, dan
teman. Hendaknya bagi seorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya
sekarang dalam urusan agama (ilmul hal), baru kemudian mempelajari ilmu yang berguna
baginya pada masa yang akan datang. Dan Imam Zarnuji menyarankan agar mencari
guru yang lebih pandai dan lebih sepuhdari dirinya, dan memilih teman yang
tekun, wara’, baik tabiatnya, dan tanggap.
Menghormati ilmu dan ahlinya Di
sini Imam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapat ilmu
melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu gurunya. Beliau menyebut
etika apa saja yang harus dilakukan seorang pelajar, di antaranya adalah tidak
duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali
atas izinnya, tidak banyak berbicara di sisi gurunya, dan lain-lain. Sungguh-sungguh,
tekun, dan semangat Imam al-Zarnuji memandang ilmu adalah tujuan yang
agung, ia harus dicapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tinggi.
Kesungguhan tidak hanya bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua
pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan anaknya. Beliau banyak memberi saran
supaya ilmu itu kuat melekat pada diri seorang pelajar.Di antaranya dengan
mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir malam. Tahap awal,
ukuran, dan urutannya Di sini imam al-Zarnuji banyak menyinggung soal
urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar
baru kemudian kepada tingkat yang lebih tinggiSelain itu, Imam al-Zarnuji juga
menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar
kegiatan seperti mudzâkarah, munâdharah, dan almuthârahah. Imam al-Zarnuji juga
mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang
dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut ilmu.
Tawakal kepada Allah Tentunya setelah usaha-usaha diatas, seorag pelajar
hars berserah diri kepada Allah SWT. Imam al-Zarnuji menganjurkan para pelajar
untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah rezeki. Hal
ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah
SWT akan menjamin rezekinya.” Masa produktif Masa mencari ilmu
ada seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam
al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu adalah saat masih muda. Jika seorang
pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada
disiplin ilmu yang lain. Kasih sayang dan nasihat Ilmu dan akhlak
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pelajar hendaknya memiliki
rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri hati. Seorang pelajar
juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat
menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu positif
thinking, tidak berburu sangka kepada orang lain. Mengambil faedah pelajaran
Imam al-Zarnuji meletakan metode praktis untuk menambah pengetahuan, di
antaranya ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak
menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika
pelajaran, dan taat kepada seorang guru. Bersikap wara’ ketika belajar
Imam al-Zarnuji dalam pasal ini memberi wejangan kepada para pelajar
untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang
tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing,
bergaul dengan orang yang rusak akhlaknya. Dan hendaknya mereka bergaul bersama
orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul,
memperbanyak sholawat. Penyebab hafal dan lupa Menghafal termasuk
ke dalam metode belajar di berbagai lembaga pendidikan. Imam Zarnuji
menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan ialah kesungguhan, tekun,
sedikit makan, dan shalat di malam hari, membaca Al-Qur’an. Seadngkan
hal-hal yang dapat menyebabkan lupa di antaranya adalah banyak berbuat maksiat,
banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan dunia.
Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan
memperpendek umur. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang
pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang
menambah panjang usia dan kesehatan, supayamasa belajarnya dapat diselesaikan
dengan baik. Imam al-Zarnuji menyebutkan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat
menjadi penghalang datangnya rezeki.Selain itu, Beliau juga menyatakan bahwa
tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan
fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Sedangkan bangun di waktu pagi dapat
mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki.











