BERITA

KH. Maman Imanulhaq dan Kang Dedi Mulyadi Satukan Langkah Dari Pesantren Wanajaya untuk Bumi yang Lebih Lestari

Ribuan warga tumpah ruah memenuhi halaman megah Pondok Pesantren Ekologi Al-Mizan Wanajaya pada Sabtu, 31 Mei 2025. Suasana penuh semangat ini menjadi saksi sejarah peringatan Harlah ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) yang dikemas dalam semangat kolaborasi spiritual, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan. Senin, (02/06/24)

Acara yang digagas oleh Fatayat NU Kabupaten Majalengka ini tak sekadar menjadi perayaan. Lebih dari itu, ia menjadi panggung gerakan perubahan. Hadir langsung KH. Maman Imanulhaq, Pimpinan Ponpes Al-Mizan Wanajaya yang merupakan cabang dari Ponpes Al-Mizan Jatiwangi, yang menyambut hangat kedatangan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa “Kang Dedi”, dalam sebuah momentum yang penuh makna.

Dalam orasinya, Kang Dedi menegaskan peran vital pesantren di tengah ancaman krisis lingkungan. “Kiai hari ini bukan hanya pengajar agama, tapi penjaga bumi,” tegasnya. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap langkah nyata KH. Maman dalam menjadikan Al-Mizan sebagai pesantren ekologi, tempat pendidikan berbasis agama yang bersinergi dengan pelestarian alam.

“Islam tidak hanya disampaikan lewat ceramah, tapi harus terasa sampai ke akar rumput – termasuk dalam kepedulian terhadap lingkungan,” lanjut Kang Dedi, sambil mengajak masyarakat menjadikan pesantren sebagai pusat gerakan moral dan konservasi lingkungan. Ia bahkan menanam pohon matoa di area pondok sebagai simbol komitmen hijau.

KH. Maman Imanulhaq dalam sambutannya menegaskan bahwa kesadaran ekologis adalah bagian dari ibadah. “Santri di Al-Mizan diajarkan bahwa membuang sampah sembarangan itu dosa. Menebang pohon sembarangan itu kesalahan besar,” ujar beliau dengan tegas namun meneduhkan. Menurutnya, mencintai lingkungan adalah bagian dari mencintai Sang Pencipta.

Sebagai pesantren yang mengusung ekoteologi, Al-Mizan Wanajaya kini menjadi rujukan nasional dalam integrasi antara agama dan lingkungan hidup. Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para santri, guru, hingga aktivitas sosial keumatan.

Ketua Fatayat NU Kabupaten Majalengka, Nyai Hj. Upik Rofiqoh, menyampaikan bahwa acara ini menjadi bukti bahwa perempuan bisa menjadi pelopor dalam isu besar seperti lingkungan, digitalisasi, dan ekonomi. “Fatayat harus menjadi pelaku utama dalam gerakan perubahan,” ujarnya.

Ia berharap Fatayat NU Majalengka bisa mengangkat peran perempuan sebagai penyambung nilai Islam dan kemanusiaan, khususnya dalam menjaga bumi dan menyebarkan literasi kebaikan di ruang publik.

Acara Harlah ke-75 ini bukan hanya seremoni. Sejak pagi hingga malam, area Ponpes Al-Mizan Wanajaya dipadati berbagai kegiatan : Pasar murah dan bazar UMKM Fatayat NU, Workshop menulis bersama Penerbit Kompas, Pelatihan pembuatan website dari PANDI.id, Donor darah bersama PMI Cirebon

Panggung budaya: Tari Topeng Rampak, Qi Buyut Rebound, Gembyung Buhun, hingga pertunjukan kontemporer “Tebootory” bertema alam dan kearifan lokal

Puncak acara malam ditutup dengan penampilan seni Islami yang menyatukan pesan spiritual dan pelestarian lingkungan, menggetarkan hati ribuan hadirin yang hadir hingga larut malam. Sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya:

    • Dr. H. Arsad Hidayat (Kemenag RI)
    • Maino Dwi Hartono (Kepala Badan Pangan)
    • H. Eman Suherman (Bupati Majalengka)
    • Tokoh agama dan pejabat Kemenag lainnya

Bupati Eman Suherman memuji kerja sama antara Fatayat NU, pesantren, dan masyarakat. Ia menyatakan bahwa model kolaborasi seperti ini akan mengangkat Majalengka sebagai wilayah dengan pembangunan berkelanjutan – secara ekonomi, sosial, dan spiritual.

“Pesantren bukan hanya tempat tafsir kitab, tapi tafsir kehidupan. Dari Al-Mizan Wanajaya, kita belajar bahwa mencintai bumi adalah bentuk paling nyata mencintai Ilahi.”
— KH. Maman Imanulhaq

#FatayatNU75  
#PonpesEkologiAlMizan  
#MajalengkaHijau  
#KHMIamanImanulhaq  
#KangDediMulyadi  
#SantriHijau  
#PesantrenHijau  
#AlMizanWanajaya  
#IslamDanLingkungan  
#AksiHijauFatayatNU  


Penulis : Suhendra