 
                        WORKSHOP LITERASI NUMERASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA SMA; Saatnya Berubah Lho...
Majalengka- Kegiatan Workshop Literasi Numerasi Pembelajaran dan
Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada Sekolah Menengah Atas untuk
pertama kalinya diselenggarakan oleh MGMP PAI SMA sekabupaten Majalengka di
tengah pandemi covid 19. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari yaitu
dari tanggal 22 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2021 dihadiri oleh beberapa
perwakilan guru PAI yang bertempat di SMA Negeri 1 Majalengka Jalan Raya K.H.
Abdul Halim No. 113 Kelurahan Majalengka Kulon kecamatan Majalengka kabupaten
Majalengka.
Sebagai narasumber dalam kegiatan Workshop Literasi
Numerasi Pembelajaran dan Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada
Sekolah Menengah Atas adalah Ibu Mamik Rosita, S.Ag. M,Pd.I. Beliau sebagai
pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK kabupaten Jombang. Selain itu juga beliau merupakan
seorang dosen, penulis dan peneliti yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. 
Pada awal penjelasannya beliau mengatakan bahwa literasi
itu bukan hanya membaca dan menulis, akan tetapi literasi merupakan kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Beliau
juga berbagi pengalamannya ketika menjadi wali kelas dulu, “Ketika saya menjadi
wali kelas, saya membuat pojok baca. Saya minta anak- anak mengumpulkan buku
bacaan bekas untuk dibaca, kemudian disimpan di sebuah kardus yang sudah
dimodifikasi menjadi rak buku.” (Majalengka, 22 Oktober 2021).
Dengan memanfaatkan teknologi yang sudah canggih luar
biasa, sudah saatnya para guru melakukan 
perubahan, inovasi yang lebih kreatif dalam pembelajaran pada peserta
didik. Guru bisa mengakses internet, menyiapkan materi dan membuat soal dengan
infografis, video, MP3, dan lain sebagainya. 
Salah satu tujuan memasukkan literasi numerasi pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah memudahkan guru dalam
mencairkan suasana, membuat kelas menjadi hidup, peserta didik tidak bosan dan
selalu bersemangat dalam belajar. “Yang selama ini hanya masuk kelas
menggunakan metode ceramah, setelah mengikuti worshop ini diharapkan ada
perubahan dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik.” Narasumber,
Ibu Mamik Rosita, S.Ag. M.Pd.I. 
 
        











 

