BERITA

MEMPERINGATI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.


Oleh M. Zaenal Muhyidin


Semoga rahmat dan salam tercurahkan selamanya kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Selamat datang wahai yang mempunyai dua permata cahaya. Selamat datang wahai kakek sayyidina Hasan dan sayyidina Husein Radiyallaahuanhumaa. Semoga Allah Swt senantiasa meridai keduanya. Amin.


Bulan Maulid (kelahiran) Rasulullah Muhammad saw. kembali datang. Kembali menyapa kita. Kembali membawa berkah, rahmat, dan ampunan bagi kita semua. Marilah kita sambut kembali, sapa kembali maulid Rasulullah Muhammad saw. ini dengan penuh rasa khidmat, tawadu, takzim, dan sukacita akan kelahirannya.


Wahai kaum Muslimin dan Muslimat, menyambutkah Anda sekalian dengan kelahiran baginda Rasulullah Muhammad saw.? Bergembirakah Anda sekalian dengan kelahiran baginda Rasulullah Muhammad saw.? Atau sebaliknya? Anda tidak menyambutnya, bahkan tidak merasa bahagia akan kelahirannya?


Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kekuatan lahir batin kepada kita untuk senantiasa menyambut, bergembira, merayakan akan kelahiran baginda Rasulullah Muhammad saw. dan mengikuti sunahnya sehingga kita termasuk orang-orang yang mencintai dan bersyukur atas kelahirannya.


Baginda Rasulullah Muhammad saw. lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal atau 21 April 571 Masehi di Kota Mekah al-Mukarromah. Kelahiran beliau sebagai hamba Allah yang mulia dan istimewa, menjadikan rahmat dan berkah bagi umatnya, bahkan bagi alam semesta ini. Rasulullah Muhammad saw. lahir dari seorang ibu yang mulia, Sayyidah Siti Aminah Radiyallaahuanha dalam keadaan bersih dan suci.

Akan lahirnya seorang hamba Allah yang mulia dari seorang ibu yang mulia sudah diketahui sebelumnya oleh para alim atau para pendeta dari golongan Nasrani. Mereka mengatakan bahwa dalam kitab Injil diterangkan akan datangnya seorang hamba Allah yang kelak akan menjadi Nabi akhir zaman, dengan sifat dan tanda-tanda sebagaimana dijelaskan dalam kitab Injil. Setelah itu, di dalam mimpinya, Sayyidah Aminah didatangi seorang hamba Allah yang mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya engkau (Aminah) akan melahirkan seorang hamba yang akan menjadi pemimpin dan menjadi hamba Allah yang terbaik. Untuk itu, bila Ia lahir, berilah nama Muhammad untuknya. Karena kelakI Ia akan menjadi manusia terpuji dan selalu dipuji (Wa utiyat ummuhu filmanami faqila laha innaki qad hamalti bisayyidil’alamina wakhayrilbariyyah. Wasammihi idza wadla’tihi muhammadan liannahu satuhmadu ’uqbah).


Ketika usia kandungannya sampai sembilan bulan yaitu pada malam kelahirannya, Sayyidah Aminah kedatangan dua orang hamba Allah yang suci dan menjadi penghuni surga, yaitu Siti Asiah dan Siti Maryam. Setelah itu, maka lahirlah Rasulullah Muhammad saw. Bahkan, menurut sebagian pendapat bahwa Siti Asiah dan Siti Maryam inilah yang menjadi bidan/perajinya Rasulullah Muhammad saw. ketika lahir. Saat lahir, Rasulullah Muhammad saw. sudah menjadi anak yatim. Karena pada waktu usia kandungan ibunya baru dua bulan, ayahnya, Raden Abdullah wafat dan dimakamkan di Madinah.


Merayakan atau memperingati dilahirkannya Rasulullah Muhammad saw. (Maulid Nabi) merupakan ungkapan rasa syukur dan bahagia kita akan kelahirannya. Kita sebagai umatnya, sudah sepatutnya merasa bahagia dan bersykur kepada Allah Swt. karena telah mengutus Muhammad saw. ke dunia ini untuk menjadi rahmat bagi kita semuanya. Ungkapan bahagia dan syukur ini pula lah yang dicontohkan oleh 

Rasulullah Muhammad saw. Setiap Senin yaitu hari di mana Rasulullah Muhammad saw. dilahirkan, ia selalu berpuasa. Pada suatu ketika Rasulullah Muhammad saw. ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku." (H.R. Muslim)


Hadis tersebut merupakan dasar hukum akan peringatan kelahiran Rasulullah Muhammad saw. Beliau sangat memuliakan dan mensykuri akan kelahirannya dengan berpuasa.


Berkaitan dengan ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Allah Swt kepada kita melalui diutusnya Rasulullah Muhammad saw. dijelaskan di dalam Alquran surat Yunus ayat 58: "Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian."


Ayat di atas jelas sekali bahwa Allah Swt menyuruh kita umat Islam untuk bahagia dengan adanya rahmat Allah Swt. Sementara Rasulullah Muhammad saw. adalah rahmat atau anugerah Allah kepada manusia yang tiada taranya. Dijelaskan pula dalam surat Al-Anbiya ayat 107: "Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."


Jadi, perayaan maulid Nabi merupakan sesuatu yang dibolehkan. Apalagi isinya adalah bacaan-bacaan tayibah, salawat, baik Barjanzi atau Dibai, sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh syariat Islam. Intinya, semua itu adalah sebagai perwujudan cinta Rasulullah Muhammad saw. dan berharap syafaat darinya nanti di yaumil qiyamah.


Shallallahu ala Muhammadin. Shallallahu alayhi wasallama. Man ahabbani kana ma’i fil jannah. Man ’azhama maulidî kuntu syafii’an lahu yaumal qiyamah. (Barangsiapa yang mencintaiku maka ia bersamaku nanti di surga. Barangsiapa yang memuliakan kelahiranku maka ia akan mendapat syafaat dariku nanti di hari kiamat.)***


Penulis, Wakil Ketua PW LTNU Jawa Barat dan ketua Yayasan Al-Mizan, Jatiwangi, Majalengka.

HU Pikiran Rakyat, Jumat, 5 Maret 2010

PPDB Online 2024/2025

Pengunjung

NU Care - LazisNU

NU Care-LAZISNU Majalengka Salurkan 1000 Al-Qur’an dan Majmu Maulid Nabi ke Kampung-kampung

Kontak

Alamat :

Jl. Raya Timur No.1/456 Desa Ciborelang, Kec. Jatiwangi

Telepon :

0233884283 - -

Fax :

-

Email :

smaunggulanalmizan@gmail.com

Website :

https://www.smaunggulanalmizan.sch.id/

Media Sosial :

Absensi Online Guru